MENGAPA IBU??

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: "Tuhan, banyak sekali waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?" Dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perician yang harus dikerjakan?" Lalu, Tuhan pun menunjukkan perincian pekerjaannya:

1. Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik
2. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas, tapi tidak cepat capai
3. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya
4. Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan
5. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan kaki keseleo
6. Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
7. Enam pasang tangan

Malaikat itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya: Enam pasang tangan....? Tsk...Tsk..Tsk.."

"Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana-sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik..." balas Tuhan.
Lalu, Tuhan melanjutkan membaca daftarnya

8. Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu

Malaikat semakin heran "Bagaimana modelnya?" Tuhan mengangguk-angguk, "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: 'Apa yang sedang kau lakukan di situ?', padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya."
"Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: 'Saya mengerti dan saya sayang padamu'. Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun"
"Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah.." Jawab Tuhan, "Saya tidak bisa, saya sudah hampir selesai."

9. Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau sakit
10. Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging
11. Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi...

Akhirnya malaikat membalik-balik contoh Ibu dengan perlahan. "Terlalu lunak", katanya memberi komentar. "Tapi kuat!!", kata Tuhan bersemangat. "Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul, dan derita."
"Apakah ia dapat berpikir?", tanya malaikat lagi.
"Ia bukan hanya bisa berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide, dan berkompromi," kata Sang Pencipta. Akhirnya, malaikta menyentuh sesuatu di pipi, "Eh, ada kebocoran di sini."

"Itu bukan kebocoran," kata Tuhan. "Itu adalah air mata..... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, air mata......., air mata......"(Tuhan tidak habis-habisnya meneruskan pembicarannya tentang ciptaan-Nya itu).

"Tuhan memang ahlinya....," Malaikat berkata pelan.

MENJADI PEMENANG

Martin Luther King Jr. berkata, "Jadilah tukang sapu jalanan layaknya Michael Angelo melukis atau Shakespeare menulis puisi, sehingga segenap penghuni bumi akan tertegun lalu berujar, Wahai inilah tukang sapu jalan yang melakukan tugasnya dengan baik." Bekerja dengan baik, itulah yang ditempuh banyak orang untuk mencapai keberhasilan. Kemmons mencium kebutuhan pelancong akan motel sederhana tapi bersih, ia pun mendirikan Holliday Inns.

Sam Walton bercita-cita membangun jaringan toko kelontong dengan harga murah dan pelayanan ramah, hasilnya Wal-Mart, jaringan pasar swalayan terbesar di AS.
Menjadi orang sukses tak perlu menunggu punya gelar, mulailah sekarang juga. Pilih hal yang sederhana baru kemudian mengembangkannya. Misalnya, adakah yang lebih sederhana dari menjawab telepon? Tapi berapa orang yang bisa melakukannya dengan baik? saya harus mewawancarai puluhan pelamar sebelum menemukan seorang resepsionis yang mampu menjawab dan berbicara melalui telepon dengan baik.
Bersungguh-sungguhlah melakukan apapun, entah itu berkebun, berbenah rumah, mencuci, memasak, dll. Bila ada pelayan hotel terbaik di dunia yang membersihkan kamar hotel sebagai kerja seni; atau juru masak yang mengesankan tamu dengan hidangan sederhana tapi disiapkan dengan lezatnya; atau pramuniaga yang melayani pelanggan seperti melayani orang terpenting di dunia, Saya yakin orang akan berebut mempekerjakan dan membayar mereka dengan gaji tinggi.

Pelajari minat, bakat, dan kemampuan anda. Peluang tidak pernah berujung. Banyak orang yang tidak kreatif dengan kemampuannya sendiri. Mereka malah mengharapkan kemampuan yang tidak dimiliki, sementara kemampuan sendiri tidak dimanfaatkan. Ini ibarat orang yang pendek kecil menghampiri kawannya yang tinggi besar, lalu berkata : "Kalau badanku sebesar kamu, akan kurambah gunung, kutangkap beruang besar, lalu kurobek-robek badannya." Si besar menatap si kecil sambil tersenyum, "Beruang kecil kan juga banyak di hutan!"

Renungkanlah itu. Anda pernah mengeluh karena tidak mampu mengatasi beruang besar, sementara beruang-beruang kecil yang bisa anda atasi menari-nari di sekitar Anda. Kita mesti mau memanfaatkan apa yang kita punyai, di mana pun kita berada, dan mengambil yang terbaik dari situ. Rahasia yang mengubah orang menjadi pemenang: lakukanlah hal yang biasa dengan cara yang luar biasa. Juga harap diingat: Pemenang selalu mencari jalan untuk menang, sementara pecundang mencari dalih jikalau kalah.

WHEN U DIVORCE ME, CARRY ME OUT IN UR ARMS

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu.

Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening : Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka-sangka, Dew hadir dalam kehidupanku.Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartemen yg kubelikan untuknya.Dew berkata, “kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis.” Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu, begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis.” Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalau aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya.Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, “kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor”. Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin.Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka.Sejujurnya ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan? ” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari dirinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengannya. Dia kelihatan sedikit curiga. Dia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya. Sekali lagi, Dew berkata padaku,”He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, aku memegang tangannya. “Ada sesuatu yg harus kukatakan”. Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir. “Aku ingin bercerai”, ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku,tapi ia bertanya secara lembut,”kenapa?” “Aku serius.”Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku, “Kamu bukan laki-laki!”.

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew. Dengan perasaan yg amat bersalah, aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan Mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa menarik kembali apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali.
Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya : ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana : Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Ning, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya, “jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.” Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana
romantis.

Aku memberitahukan Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yg ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” ia mencemooh Kata- katanya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,”wah, papa membopong mama, mesra sekali”. Kata-katanya membuatku merasa sakit. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan dirinya dalam lenganku. Ia Memejamkan mata dan berkata dengan lembut,”mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi. Beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “kebun diluar sedang dibongkar. Hati-hati kalau kamu lewat sana.” Hari keempat,ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.

Bayangan Dew menjadi samar.

Pada hari kelima dan keenam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yg telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat.

Aku tidak memberitahu Dew tentang hal ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, “kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang”

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat, “semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum. Tapi tiba-tiba aku menyadarinya, sebab ia semakin kurus, itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit.

Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. “Pa, sudah waktunya membopong mama keluar.” Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, “sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua.” Aku memeluknya dengan kuat dan berkata “antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”.

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Dew membuka pintu. Aku berkata padanya,” Maaf Dew, aku tidak ingin bercerai. Aku serius”.

Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. “Kamu tidak demam.” Kutepiskan tanganya dari dahiku. “Maaf Dew, aku cuma bisa bilang maaf padamu, aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”.

Dew tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor.

Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga. Ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjualnya bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum dan menulis : “Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.”

PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun (Direktorat PAUD, 2004). Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode emas ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan panduan stimulasi dalam program Bina Keluarga Balita (BKB) sejak tahun 1980, namun implementasinya belum memasyarakat. Hasil penelitian Herawati (2002) di Bogor menemukan bahwa dari 265 keluarga yang diteliti, hanya terdapat 15% yang mengetahui program BKB. Faktor penentu lain dari kurang memasyarakatnya program BKB adalah rendahnya tingkat partisipasi orang tua. Kemudian pada tahun 2001, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda mengeluarkan program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Namun keberadaan program tersebut sampai saat ini belum menjangkau tingkat pedesaan secara merata, sehingga belum dapat diakses langsung oleh masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia. Tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Di Indonesia sesuai pasal 28 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia telah ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya. Bahkan pada puncak acara peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2003, Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan pelaksanaan pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik anak Indonesia (Direktorat PAUD, 2004).

PAUD Berbasis Aqidah Islam

Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk generasi berkualitas pemimpin, yakni :
- Berkepribadian Islam
- Menguasai tsaqofah Islam
- Menguasai ilmu kehidupan (sains dan teknologi) yang memadai.

Apabila ke tiga tujuan ini tercapai, maka akan terwujudlah generasi pemimpin yang individunya memiliki ciri sebagai insan yang sholeh/sholehah, sehat, cerdas dan peduli bangsa.

Setiap orang harus siap untuk menjadi pemimpin. Karena kepemimpinan itu sebuah sunatullah dan merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT kelak. Sebagaimana ditegaskan didalam sabda Rasulullah SAW: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya..."
HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dari Ibnu Umar).

Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam ini sangat erat kaitannya dengan sistem hidup Islam. Sebagai bagian yang menyatu (integral) dari sistem kehidupan Islam, pendidikan memperoleh masukan dari supra sistem, yakni keluarga dan masyarakat atau lingkungan, dan memberikan hasil/keluaran bagi suprasistem tersebut. Sementara sub-sub sistem yang membentuk sistem pendidikan antara lain adalah tujuan pendidikan itu sendiri, anak didik (pelajar/mahasiswa), manajemen, struktur dan jadwal waktu, materi, tenaga pendidik/pengajar dan pelaksana, alat bantu belajar, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian dan biaya pendidikan.

Interaksi fungsional antar subsistem pendidikan dikenal sebagai proses pendidikan. Proses pendidikan dapat terjadi di mana saja, sehingga berdasarkan pengorganisasian serta struktur dan tempat terjadinya proses tersebut dikenal adanya pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Melalui proses ini diperoleh hasil pendidikan yang mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Untuk menjaga kesinambungan proses pendidikan dalam menjabarkan pencapaian tujuan pendidikan, maka keberadaan kurikulum pendidikan yang integral menjadi suatu kebutuhan yang tak terelakkan. Kurikulum pendidikan integral sangatlah khas dan unik. Kurikulum ini memiliki ciri- ciri yang sangat menonjol pada arah, azas, dan tujuan pendidikan, unsur-unsur pelaksana pendidikan serta pada struktur kurikulumnya.

Azas pendidikan Islam adalah aqidah Islam. Azas ini berpengaruh dalam penyusunan kurikulum pendidikan, sistem belajar mengajar, kualifikasi guru, budaya yang dikembangkan dan interaksi diantara semua komponen penyelenggara pendidikan. Yang dimaksud dengan menjadikan aqidah Islam sebagai azas atau dasar dari ilmu pengetahuan adalah menjadikan aqidah Islam sebagai standar penilaian. Dengan istilah lain, aqidah Islam difungsikan sebagai kaidah atau tolak ukur pemikiran dan perbuatan. Oleh sebab itu, implementasi pendidikan anak usia dini adalah PAUD BAI.

Pihak-Pihak yang Berperan dalam PAUD

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan anak usia dini adalah pemerintah (negara), masyarakat dan keluarga. Keluarga adalah institusi pertama yang melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Disanalah pertama kali dasar?dasar kepribadian anak dibangun. Anak dibimbing bagaimana ia mengenal Penciptanya agar kelak ia hanya mengabdi kepada Sang Pencipta Allah SWT. Demikian pula dengan pengajaran perilaku dan budi pekerti anak yang didapatkan dari sikap keseharian orangtua ketika bergaul dengan mereka. Bagaimana ia diajarkan untuk memilih kalimat?kalimat yang baik, sikap sopan santun, kasih sayang terhadap saudara dan orang lain. Mereka diajarkan untuk memilih cara yang benar ketika memenuhi kebutuhan hidup dan memilih barang halal yang akan mereka gunakan. Kesimpulannya, potensi dasar untuk membentuk generasi berkualitas dipersiapkan oleh keluarga.

Masyarakat yang menjadi lingkungan anak menjalani aktivitas sosialnya mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi baik buruknya proses pendidikan, karena anak satu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Interaksi dalam lingkungan ini sangat diperlukan dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun biologis. Oleh sebab itu masalah?masalah yang akan dihadapi anak ketika berinteraksi dalam masyarakat harus difahami agar kita dapat mengupayakan solusinya. Masyarakat yang terdiri dari sekumpulan orang yang mempunyai pemikiran dan perasaan yang sama serta interaksi mereka diatur dengan aturan yang sama, tatkala masing?masing memandang betapa pentingnya menjaga suasana kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi maka semua orang akan sepakat memandang mana perkara-perkara yang akan membawa pengaruh positif dan mana yang membawa pengaruh negatif bagi pendidikan generasi. Sedapat mungkin perkara negatif yang akan menjerumuskan anak akan dicegah bersama. Disinilah peran masyarakat sebagai kontrol sosial untuk terwujudnya generasi ideal. Masyarakat yang menjadi lingkungan hidup generasi tidak saja para tetangganya tetapi juga termasuk sekolah dan masyarakat dalam satu negara. Karena itu para tetangga, para pendidik dan juga pemerintah sebagai penyelenggara urusan negara bertanggung jawab dalam proses pendidikan generasi.

Selain keluarga dan sekolah, partai dan organisasi masyarakat seperti majelis ta’lim, mempunyai peran dalam melahirkan generasi berkualitas pemimpin. Disanalah generasi akan dibina untuk menjadi politikus yang ulung dan tangguh. Oleh sebab itu, partai dan ormas ini juga berperan dalam membina para ibu agar ibu dapat mendidik generasi secara baik dan benar. Dari seluruh pihak yang mempunyai tanggungjawab dalam mendidik generasi cerdas, generasi peduli bangsa, tentu negaralah yang mempunyai peran terbesar dan terpenting dalam menjamin berlangsungnya proses pendidikan generasi.

Negara bertanggung jawab mengatur suguhan yang ditayangkan dalam media elektronik dan juga mengatur dan mengawasi penerbitan seluruh media cetak. Negara berkewajiban menindak perilaku penyimpangan yang berdampak buruk pada masyarakat dll. Negara sebagai penyelenggara pendidikan generasi yang utama, wajib mencukupi segala sarana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan umat secara layak. Atas dasar ini negara wajib menyempurnakan pendidikan bebas biaya bagi seluruh rakyatnya. Kebijakan pendidikan bebas biaya akan membuka peluang yang sebesar?besarnya bagi setiap individu rakyat untuk mengenyam pendidikan, sehingga pendidikan tidak hanya menyentuh kalangan tertentu (yang mampu) saja, dan tidak lagi dijadikan ajang bisnis yang bisa mengurangi mutu pendidikan itu sendiri. Padahal mutu pendidikan sangat mempengaruhi corak generasi yang dihasilkannya.

Negara wajib menyediakan tenaga-tenaga pendidik yang handal. Mereka yang memiliki kepribadian Islam yang luhur, punya semangat pengabdian yang tinggi dan mengerti filosofi pendidikan generasi serta cara?cara yang harus dilakukannya, karena mereka adalah tauladan bagi anak didiknya. Kelemahan sifat pada pendidik berpengaruh besar terhadap pola pendidikan generasi. Seorang guru tidak hanya menjadi penyampai ilmu pada muridnya tetapi ia seorang pendidik dan pembina generasi. Agar para pendidik bersemangat dalam menjalankan tugasnya tentu saja negara harus menjamin kehidupan materi mereka. Ini dapat memberi motivasi lebih pada mereka meski tugas mereka tidak ditujukan semata untuk memperoleh materi, tetapi merupakan ibadah yang mempunyai nilai tersendiri di sisi Allah SWT. Betapa besar jasa para pendidik yang hingga ada ungkapan: "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa". Tentu saja pengabdian mereka harus mendapat penghargaan, dan ini merupakan tanggungjawab negara.

DIRGAHAYU AKADEMI MILITER

Dirgahayu Akademi Militer (1957-2007)
Perlu saya jelaskan sekilas tentang Pandu Sakti berdasarkan penjelasan dari Kapten Inf Aji Mimbarno (pada website pandusakti_97).
"Segala sesuatu yang berawal sudah pasti akan berakhir pula, demikian yang kita jalani bersama pada masa pendidikan di almamater LEMBAH TIDAR tercinta ini selama kurun waktu tiga tahun lima bulan dan berakhir pada bulan Desember 1997. Suka maupun duka yang kita jalani bersama merupakan kenangan indah sepanjang perjalanan hidup kita, yang merupakan ikatan batin, jiwa korsa yang tertanam disetiap dada selama taruna AKADEMI MILITER lulusan 1997 yang sama-sama di gembleng di Lembah Tidar.
Tahun 1997 adalah tahun dimana AKADEMI MILITER melaksanakan hari jadinya yang ke-40, bertepatan dengan hari jadinya yang ke panca windu kami alumni 1997 dilahirkan menjadi seorang perwira. Sekali lagi seraya memohon petunjuk dari Allah serta atas berkat rahmat-Nya serta untuk kebersamaan diantara kami semua, kami memberikan nama alumni "PANDUSAKTI". Rekayasa sebutan tersebut dimaksudkan bukan untuk menunjukkan “Eklusivisme Angkatan” namun merupakan sarana untuk kebersamaan, kebanggaan, jiwakorsa serta loyalitas bagi kita semua alumni Taruna Akademi Militer lulusan 1997, yang pernah senasib sepenanggungan dalam meraih cita-cita.
Adapun "PANDU SAKTI" merupakan singkatan dari "Panca Windu Satria Kawah Tidar" yang mengandung nilai-nilai yang merupakan ciri khas kami : Lahir menjadi seorang perwira bertepatan pada hari jadi AKADEMI MILITER yang ke-40 (Panca Windu), besar harapan kami sebagai pandu-pandu ibu PERTIWI yang SAKTI.Semoga semangat dan wawasan kepribadian yang tersirat didalamnya dapat memberikan dorongan kepada kami semua didalam pengabdian kepada Nusa dan Bangsa tercinta. Kita patut meyakini, bahwa kiprah kita selanjutnya dimedan tugas akan lebih bermakna dimasa depan. Bagi kami semua hari esok harus lebih baik daripada hari ini, marilah kita galang kebersamaan, keterpaduan, dengan memelihara semangat, gairah maupun cita-cita, inilah harapan utama kami dengan Paguyuban "PANDU SAKTI". Kepada seluruh perwira Akmil 1997 ingatlah almamatermu, karena nama baik almamater terletak diatas pundakmu. Semoga Tuhan YME memberkati kita semua dalam pengabdian kepada nusa bangsa tercinta."

Dirgahayu Akademi Militer...Jayalah "PANDUSAKTI" !!! "Jiwa Ragaku untuk Bangsa dan Negaraku"

HOW TO MAKE PEACE USING THE PRINCIPLES OF WAR

On July 31, the United Nations Security Council voted to authorize the creation of a peacekeeping mission to Sudan's Darfur region with a maximum strength of 20,000 military personnel and 6,000 police. After hundreds of thousands have been killed and millions driven from their home, can this intervention succeed? Only if we learn from the mistakes of the peacekeeping failures of the 1990s. The missteps that led to the failure of these missions can be understood (and avoided) using the basic principles of warfare taught by the Chinese general Sun Tzu in "The Art of War" over 2,000 years ago. Sun Tzu described five keys to victory:


1. "He will win who knows when to fight and when not to fight." In peacekeeping, this is particularly important, since the UN force is inevitably weaker than the principal belligerents. The mission in Somalia, for example, failed the moment that UN and United States forces attempted to defeat the warlord Mohamed Farah Aidid militarily, becoming themselves belligerents in the conflict. This was ultimately the result of misconstruing the capabilities of the forces at their disposal and Mr. Aidid's militia.


2. "He will win who knows how to handle both superior and inferior forces." Peacekeeping is a delicate balance between violent and nonviolent tactics, and a mission's success depends on the ability of both the commander and the soldiers to deal with confrontations of various sorts.

In cases such as Darfur, Bosnia, and Rwanda – where crimes against humanity are likely to occur or are occurring on a large scale – the goal should be to keep the major belligerents as quiet as possible, while using force to suppress smaller elements as needed to protect the civilian population. This technique was used with some success by MONUC ­– the UN mission in the Democratic Republic of Congo –­ on a limited scale. In 2005, bolstered by the deployment of 5,000 additional troops, UN forces began to fight ethnic militias that were destabilizing the Ituri region, while continuing to avoid antagonizing bigger military players. In Rwanda during the genocide of 1993-94, Canadian Lt. Gen. Roméo Dallaire, more than any UN force commander before or since, showed an understanding of these principles and how to apply them in an environment where military victory cannot be achieved and is not the goal. However, the last three of Sun Tzu's keys to victory proved to be almost impossible to achieve within the UN's command and control structure:


3. "He will win whose army is animated by the same spirit throughout all its ranks."


4. "He will win who, prepared himself, waits to take the enemy unprepared."


5. "He will win who has military capacity and is not interfered with by the sovereign."

In Rwanda, a few of the UN battalions performed with great courage and skill, such as the Tunisians and Ghanaians, while others were less dependable and ultimately detracted from the mission. In the end, General Dallaire's lack of control over the mission prevented him from taking meaningful action. Both his plan to catch the Interahamwe militia, composed of Hutu extremists, off guard by seizing arms caches prior to the genocide and his request for reinforcements once the genocide of the Tutsis began were denied, and the UN Security Council withdrew the majority of the remaining forces.


The experience of these missions provides us with some insight into how to maximize the chances for success in Darfur. It is imperative that UNAMID, the joint UN-African Union peacekeeping mission to Darfur, avoid direct conflict with Sudanese government forces and the principal rebel groups. However, in order to protect civilians, they may have to crack down aggressively on the government-backed janjaweed militias.

The makeup of the force is very important. Large contingents from Tunisia and Ghana, whose soldiers have performed well on several UN missions, would go a long way toward strengthening the force, as would small contingents and military observers from Western countries with peacekeeping experience (such as Canada).


The UN should not try to manage events on the ground from New York; the force commander must have the ability to act when civilians are in danger.

The availability of additional forces can make the difference between success and failure. The UN's seldom-used rapid reaction force, SHIRBRIG, should be ready to deploy in support of UNAMID.

HOW 2 LOSE N GAIN WEIGHT

Step-1 :Exercise like an athlete. Working out like a professional athlete, full of determination and stamina, with attitude and strength resulting in the body.

Step-2 : Stay busy. For example if you dance like a maniac for two hours straight, you'll be sure to lose the weight.

Step-
3 :Keep focused and push yourself. To be careful with a drink and that can ruin a diet.

Step-
4 :Eat more calories than you burn during the day to gain weight. Most people who are overweight do this; they eat more than they burn off during the day.

Step-
5 :Buy anything and everything under the sun.